Denpasar, LIPUTAN68 | Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si akhirnya terpilih sebagai Kapolri baru menggantikan Jenderal Polisi Prof Dr.Drs.HM Tito Karnavian, P.hd yang resmi dilantik sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) oleh Presiden Joko Widodo. Idham Azis terpilih menjadi orang nomor satu di institusi tersebut, setelah melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk calon Kapolri. Kini tantangan tugas Kapolri baru pun telah menanti, salah satunya menuntut stabilitas keamanan dibalik kondisi politik pasca Pemilu. Selaku Anggota Komisi III DPR RI, I Wayan Sudirta, SH yang ikut dalam fit and proper test calon Kapolri Idham Aziz menyebutkan, ketika terpilih menjadi Kapolri, juga akan menjadi beban berat bagi keluarganya. “Karena istri dan anak-anaknya kan bukan Kapolri, sehingga jangan sampai memainkan peran dan menggangu tugas Kapolri menjadi KKN,” ujar Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI newcomer ini, di sela-sela pulang kampung turun ke Desa Pidpid, Karangasem, Minggu (3/11/2019).
Terkait paparan umumnya Kapolri baru, mantan Anggota DPD RI Dapil Bali dua periode ini, menegaskan isu-isu dan gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme yang potensial dan nyata tidak sesuai dengan Pancasila dan NKRI menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi calon Kapolri. Aparat diminta harus mampu menyatukan kekuatan membangun sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan sistem yang lugas dan elegan. “Jika soal terorisme kita sudah dapat acungan jempol dunia dan harus diakui polisi sudah menjadi jagoan. Namun yang belum mendapatkan ancungan jempol, yakni radikalisme terutama yang berideologi dan ingin mengganti Pancasila dan NKRI,” tandasnya seraya meminta, agar ada acuan program aksi Kapolri baru, baik dalam jangka pendek, menengah dan panjang.