MEDAN – LIPUTAN68.COM – Dalam upaya menggeliatkan kembali perekonomian menyusul pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menerpa, Pemko Medan membuka peluang bagi pihak ketiga yang ingin mengontrak atau memanfaatkan aset yang dimilikinya. Hanya saja pihak ketiga yang berminat, mereka harus mengikuti seluruh mekanisme dan aturan yang berlaku.
Ada dua aset milik Pemko Medan yang ditawarkan untuk dikelola pihak ketiga yakni Medan Mall Jalan MT Haryono dan Hotel Soechi Medan Jalan Cirebon. Penawaran kedua aset tersebut dilakukan setelah kontrak dengan pihak ketiga selama ini yang dilakukan melalui mekanisme BOT (Build Operate Transfer) akan berakhir tahun ini.
“Kita memberikan kesempatan kepada banyak pihak untuk mengontrak atau mengelola aset milik Pemko Medan. Yang penting mereka harus mengikuti mekanisme dan aturan yang telah ditetapkan Pemko Medan,” kata Akhyar ketika meninjau Hotel Soechi Medan, Selasa (2/6).
Dalam peninjauan yang didampingi Kabag Perlengkapan dan Pengadaan Setdako Medan SI Dongaran, serta Camat Medan Kota T Chairuniza, kedatangan Akhyar diterima Arif dan William, mewakili pihak Hotel Soechi Medan. Kondisi Hotel Soechi Medan saat itu sangat sepi dan tidak ada aktifitas karena sudah tidak beroperasi sejak pandemi Covid-19 menerpa Kota Medan.
Akhyar mengakui, pandemi Covid-19 menyebabkan tidak sedikit hotel di Kota Medan yang menghentikan sementara operasionalnya. Selain minimnya tamu, penutupan sementara dilakukan sebagai upaya untuk menghemat cost (biaya) yang harus dikeluarkan. Oleh karenanya Akhyar pun berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir kembali sehingga bisnis perhotelan kembali berjalan lancar.
Meski pun sudah tidak beroperasi, Arif kepada Akhyar menjelaskan, mereka juga harus mengeluarkan biaya untuk menggaji sekitar 20 orang guna menjaga hotel berlantai 12 dengan memiliki 267 kamar tersebut. “Walaupun tutup kami harus mengeluarkan biaya sekitar Rp.100 juta lebih untuk membayar gaji kepada 20 orang tersebut,” jelas Arif.
Di samping itu ungkap Arif lagi, biaya yang paling besar mereka keluarkan yakni pembayaran tagihan listrik setiap bulannya. Lantaran tidak ada income masuk sejah tidak beroperasi hotel, Arif mengaku, mereka telah menyurati pihak PLN agar mau memberikan pengurangan biaya tagihan listrik. “Sampai kini belum ada balasan,” jelasnya.