SIDIKALANG – LIPUTAN68.COM – Komitmen Bupati Dairi Eddy Berutu untuk membantu pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam pengendalian inflasi tidak perlu diragukan lagi.
Salah satu upaya yang dilakukannya dengan mengeluarkan program pencangan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) sistem Agri Unggul di Kecamatan Parbuluan. Tidak tanggung-tanggung tanda dimulainya pencangan di lahan seluas 22 hektar, Bupati menghadirkan Gubernur Sumut, Pangdam dan Kapolda Sumut, offtaker, perbankan untuk tanam cabai perdana pada tanggal 21 November 2022 lalu.
“Pemerintah Kabupaten Dairi berkomitmen dan sangat mendukung sinergi pemerintah pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk meredam gejolak inflasi dari komoditas volatile food atau inflasi komponen bergejolak,” kata Bupati Eddy Berutu, Senin (5/12/2022).
Menurut Bupati, KPT ekosistim Agri Unggul nantinya diarahkan menjadi kawasan integrated farming dengan mendorong kelembagaan petani kedalam koperasi produsen, implementasi digital, pembiayaan permodalan petani melalui KUR Kluster dan peningkatan produksi di sisi hulu melalui pemberian Saprodi (Sarana Produksi), Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian), serta Alat operasional lainnya kepada petani lainnya.
“Pola pengembangan kerjasama pada KPT Ekosistem Agri Unggul Dairi ini melalui kerjasama kemitraan berbasis public private partnership yang menjalin kerjasama antara masyarakat petani melalui koperasi produsen Aur Dairi Botanikal, pihak swasta antara lain PT Indofood, PT. Pilar Group, PT Dairi Agri Farm, Bank Sumut, Bank BRI, PT Agrinoose, dan pihak pemerintah dalam hal ini dinas pertanian dan Dinas Perindagkop Kabupaten Dairi, dan Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara,” ujarnya.
Bupati menyebut di samping untuk bertujuan untuk pengendalian inflasi daerah KPT Ekosistim Agri Unggul Dairi dibangun untuk mensejahterakan masyarakat petani Dairi yang akibat krisis multidimensi sejak merebaknya Pandemi Covid-19 dan munculnya persoalan lain. Misalnya, masalah seperti mahalnya pupuk, kesulitan bibit, mahalnya biaya modal melalui tengkulak dan tidak adanya jaminan harga sehingga harga jatuh pada saat panen raya sehingga kesemuanya menyulitkan dan merugikan petani.
“Ekosistem Agri Unggul menggandeng perbankan yakni Bank Sumut dan Bank BRI untuk penyaluran KUR Klaster dengan bunga subsidi 6%, mengajak mitra pihak swasta lain seperti Pemprov Sumut, Pemko Medan dan kabupaten lain untuk Penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD),” katanya.
Kemudian, kerjasama itu juga mendorong implementasi digital dan integrated farming, Peningkatan produksi pangan di sisi hulu melalui pemberian Saprodi (Sarana Produksi), Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian), serta alat operasional lainnya.
“Kemudian untuk petani Gerakan urban farming melalui pemberian dan penanaman massal bibit cabai merah, perluasan klaster pangan binaan baru, penggunaan pupuk organik, pelaksanaan High Level Meeting koordinasi dan sinergi pengendalian inflasi, pelaksanaan operasi pasar murah, penyaluran subsidi bantuan transportasi pengiriman komoditas pangan, serta sosialisasi dan edukasi belanja bijak,” jelasnya.
Ditambahkannya, untuk memperkuat upaya pemulihan kinerja pertanian maka kelembagaan petani dan para petani didorong dengan pelaksanaan digitalisasi melalui penerapan kartu bank sebagai pengganti kartu keanggotaan koperasi bekerjasama dengan Bank Sumut dan Bank BRI yang akan mengedukasi dan mensosialisasikan penerapan transaksi non-tunai melalui QRIS, kartu debit dan phone banking dalam pemenuhan kebutuhan keuangan sehari-hari.