Sekadau-Liputan68.com– Menjelang program berakhir, Tim 4 Pejuang Muda (PM) Kementrian Sosial RI Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat yang beranggotakan Muhammad Fikri Fadil dari Universitas Tanjungpura, Jajang Sugiarto dari STAI Darussalam Cililin, Bandung, Nadia Rohadatul Aisy, dari Universitas Tanjungpura Dan Alpina Rahmawati, dari Universitas Veteran Bangun Nusantara mengejar target ketertinggalan veifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). (Sekadau, 13/12/2021)
Pejuang muda diberikan data 1000 KPM di tiap akun aplikasi SAGIS masing-masing yang harus dijalankan. Dalam melakukan pendataan verval di lapangan, pejuang muda terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat, dan Kordinator Kabupaten PKH. Setelah memetakan lokasi tujuan, Pejuang Muda meminta ijin ke kecamatan dan Desa tertuju. Setelah itu mendata KPM diantar oleh Ketua RT yang berfungsi penunjuk jalan ke alamat target KPM.
Muhammad Fikri Fadil, Koordinator Pejuang Muda Kabupaten Sekadau mengakui timnya tertinggal jauh dalam mendata keluarga penerima manfaat (KPM) yang sudah diberikan oleh panitia. Hingga akhir bulan November 2021, jumlah data yang berhasil di lakukan verval DTKS di aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS) masih sedikit. Hal ini tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa itu terjadi, mulai dari banyaknya lokasi KPM masuk wilayah blankspot (tidak ada sinyal) yang menjadikan Pejuang Muda tidak bisa melakukan pendataan real time dan harus mengubah lokasi sesuai data yang diberikan.
Fikri Fadil menambahkan, faktor lainnya dalam aplikasi Sagis pun sering terjadi error, ketika input data saat ada di wilayah sinyal, serta lokasi KPM berjauhan yang memerlukan waktu untuk menemuinya membuat terhambat. Namun itu semua sudah menjadi resiko dilapangan, Pejuang Muda Kabupaten Sekadau harus bisa mengatur strategi menaklukan medan tersebut.








