Metamorfosa FRP2022, Kecamatan Pacitan Angkat Isu Lingkungan

Pacitan – gelar akbar festival rontek Pacitan 2022 ( FRP) yang bertema Rontek Gedhen Akhir Tahun, membawa satu bentuk semangat dan warna baru.

Berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, FRP kali ini secara visual akan terlihat lain. Nuansa glamour dengan audio yang menggelegar akan tidak tampak pada FRP2022 kali ini.

Secara konsep, panitia FRP2022 menekankan pada eksplorasi dan kreasi bunyi alat dari bambu ( thetek) serta gerak tubuh, sehingga harapannya akan muncul satu bentuk pertunjukan yang apik. Jadi bagi penonton jangan kaget jika FRP2022 yang digelar pada 16 desember hingga 17 desember 2022 akan sangat berbeda.

Merunut konsep dari panitia FRP 2022. Salah satu peserta yaitu kecamatan Pacitan, mencoba berani mengangkat tema tentang lingkungan yang bertajuk Metamorfosa.

Liputan JUGA  Selenggarakan Sosper, Azmi Sitorus: Kita Harus Lindungi Perempuan dan Anak Dari Tindak Kekerasan

Menurut sutradara tim kecamatan Pacitan, pilihannya mengangkat tema lingkungan dengan judul Metamorfosa karena peristiwa tersebut, disadari atau tidak melingkar pada kehidupan kita tiap hari.

” festival ini bukan sekedar lomba. Tapi festival ini sebagai batu loncatan untuk berproses, berkesenian, memahami lingkungan.” kata Pandu Sadeca, Sutradara tim rontek Pacitan, Kamis ( 15/12/2022)

Emosi cukup kental sangat terasa dimunculkan oleh penata musik melalui pola ketukan yang tidak stabil namun intens dari thetek, bedug, gong, kethuk kemyang ( salah satu instrumen gamelan), dan Rebana.
Penata musik cukup berani memilih pola ketukan tersebut karena ingin mendekatkan irama pada tema metamorfosa.

” Metamorfosa itu melingkar. Dan tidak stabil. Dalam prosesnya banyak sekali dinamika. Tapi cukup intens karena terus melingkar. Itu yang ingin saya sampaikan.” jelas Ganang Kanaldi Elfad, Penata musik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *