CATATAN KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA “BUDAYA, ADALAH BUMI, TEMPAT SEMUA BERTUMBUH” MARI KITA RAWAT BERSAMA DENGAN TOLERANSI DAN GOTONG ROYONG

Liputan KOLOM179 views

Oleh : Soekirman

Ketua KSBN Sumatera Utara

Kalender 2022 akan berakhir. Apa catatan  yang penting? Banyak informasi sampai ke masyarakat awam. Saking banyaknya bingung memilah mana yang valid dan bohong. Sekarang, dunia tanpa batas (borderless). Dunia tidak hanya di dominasi media mainstream, CNN, AFP, Reuter, Xinhua, Antara, dsb. Platform digital telah menjangkau semua sudut. Orang dengan mudah memantau perang Ukraina dengan Rusia, hingga mengunjungi  ruang tamu  Ferdy Sambo secara virtual. Variasi berita, baik Hoaks maupun akurat, menambah carut marut narasi baik sosial, politik, ekonomi, budaya dan hukum.  Generasi  Z (kelahiran tahun 1994 keatas), adalah kelompok terbesar penerima informasi itu. Generasi Z, adalah strata sosial  di era disrupsi, dimana peranan organik manusia digantikan mesin  sebagai konsekwensi IOT (internet of thing). Catatan pengguna jasa, generasi Z, umumnya sudah baik secara akademis, akan tetapi buruk dalam “social handling” (penanganan sosial).

Terkait tentang kebudayaan, catatan KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara) Sumatera Utara,  Pertama ; KTT (konferensi tingkat tinggi) atau G20 Summit, dimana Sumut kebagian “horja” pada 19 Juli 2022 di Parapat. Side event G20 berupa Women 20 dengan Motto Recover Together, Recover Stronger menghasilkan 8 agenda  ; Satu, mengadopsi the National Strategies on Gender Equity an Equality (NSGEE) sejalan dengan perjanjian HAM. Kedua, membangun G20 Gender Data Network untuk data berbasis gender. Ketiga, promosi peraturan anti kekerasan gender dan ratifikasi konvensi  Labor Organization (ILO) 1990. Ke-empat, mendorong Women Entrepreneurs Finance Initiatives. Kelima mengalokasikan pajak global, untuk membantu  UMKM perempuan. Ke-enam, investasi infrastruktur inklusif di pedesaan. Ketujuh, mempertahankan penyandang disabilitas di sektor public, dan Kedelapan, membangun kemampuan perempuan  di daerah pedesaan dan penyandang disabilitas.

Liputan JUGA  Perasaan Merdeka

Sayang, apa yang jadi keluaran W20 itu tidak tertangkap aktifis Sumatera Utara. Boro-boro menjadi acuan dalam Gerakan, berita event besar itu seperti cepat menguap ditelan waktu.

  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *