Pemilahan sendiri merupakan kunci awal dari proses pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular karena mampu membantu proses pengelolaan dan penyerapan oleh industri daur ulang.
Dengan membiasakan pemilahan sampah, masyarakat telah mendorong perpanjangan usia material dengan menjaga nilai sampah sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam rantai ekonomi sirkular.
School Cleanup ini juga melakukan pemilahan dan pengolahan sampah plastik menjadi ‘Ecobrick’. Dimana nantinya Ecobrick akan dijadikan barang yang memiliki nilai seperti bangku ecobrick, meja ecobrick dan diharapkan bisa digunakan untuk di taman sekolah atau bahan pembelajaran siswa dalam program Adywiyata. Dan sampah lainnya diletakkan ke Bank Sampah Sekolah.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk belajar bagi peserta WCUD 2023 yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, dan menjadi pengingat kembali kepada generasi penerus dalam hal gotong royong. Semoga bersama kita bisa mewujudkan #IndonesiaAsri,” kata Syukur Ricky Roy selaku Ketua Yayasan TKP.
Ketua Paskhaskibra SMAN 15 Medan, Royas R Sinaga, menambahkan bahwa ini adalah kali pertama anggota Paskhaskibra SMAN 15 Medan mengikuti kegiatan seperti ini.
“Pasukan banyak yang antusias. Jadi memang kegiatan ini selaras dengan misi organisasi kami dimana menciptakan anggota ataupun pasukan yang dapat menanamkan dan menerapkan disiplin, serta membangun rasa cinta tanah air dan bangsa dengan menjaga dan melestarikan lingkungan yang asri,” ucapnya.
Pihaknya berharap lewat kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi seluruh generasi muda dalam menjaga budaya bergotong royong dan melestarikan kebersihan agar terciptanya Indonesia asri. (REL)