Besakih Festival 2023 Gelar Kompetisi MIPAS (KOMPAS) I Tingkat SD se-Kecamatan Rendang, Wujudkan Besakih sebagai Pusat Edukasi

Karangasem, LIPUTAN68| Dalam rangka Besakih Festival 2023 yang diselenggarakan oleh Lembaga Tiga Pilar Besakih (Desa Besakih, Desa Adat Besakih, dan Badan Pengelola FKSKA Besakih), Panitia pelaksanakan berkolaborasi dengan SMP Negeri 1 Atap Besakih dalam menyelenggarakan kompetisi matematika-IPA-IPS tingkat SD se-Kecamatan Rendang. Mengusung tema meningkatkan penalaran kritis peserta didik menuju penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan KOMPAS 1 dalam rangka Besakih Festival 2023, kegiatan ini mewadahi partisipasi murid kelas IV dan VI SD di Kecamatan Rendang untuk menyalurkan pula antusiasmenya. Kompetisi yang dijuluki KOMPAS ini diselenggarakan pada 4 Desember 2023 di Wantilan Wiyata Graha Manik Mas, Desa Besakih.

I Wayan Mastra selaku Ketua Panitia Besakih Festival 2023 mengungkapkan bahwa kegiatan KOMPAS sebagai ajang dalam mengasah penalaran siswa sekolah dasar. Hal ini juga sebagai wujud nyata komitmen Besakih sebagai pusat edukasi. Terdapat 33 SD negeri se-Kecamatan Rendang yang mengikuti perlombaan yang perdana diselenggarakan ini, hal tersebut turut disampaikan oleh Koordinator KOMPAS 1 Gede Puja Dewantara dari SMP Negeri Satu Atap Besakih. “Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati hari jadi SMP Negeri 1 Atap Besakih yang ke-17 dan kegiatan ini yang pertama kali diadakan di hari jadinya. Pada KOMPAS ini dengan jumlah peserta yaitu sekitar 126 orang yang diikuti se-kecamatan Rendang kategori SD,” jelas Gede Puja dalam wawancara, Senin (4/12/2023).

Gede Puja menjelaskan bahwa KOMPAS 1 merupakan kompetisi matematika, IPA, dan IPS yang dirancang melalui tahapan persaingan ketat antar peserta dari seluruh sekolah yang mengikuti perlombaan ini. “Kegiatan KOMPAS ini terdiri dari beberapa tahap yaitu dari penyisihan hingga babak final. Di mana babak penyisihan ini diikuti oleh 126 peserta yang akan diseleksi menjadi 10 besar. 10 besar ini akan melakukan lomba lagi di babak final yaitu dengan tes esai. Pemenangnya akan diumumkan di tanggal 26 Desember berlangsung dengan Festival Besakih 2023,” terangnya. Menurut Gede Puja, diselenggarakannya kegiatan ini dengan sedimikian rupa kesiapan dan kebaruannya diharapkan dapat memberikan nilai positif utamanya bagi kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik.

“Harapan kedepannya, ditekankan kembali pembelajaran di sekolah supaya anak didik bisa berpikir kritis dan memberikan nilai-nilai yang sangat positif bagi kehidupan dirinya masing-masing dari kegiatan ini,” ujar Gede Puja mengakhiri sesi wawancara. Kepala SMP Negeri 1 Atap Besakih I Ketut Sengker menekankan pula terhadap tujuan terselenggaranya KOMPAS 1 ini sebagai strategi mendongkrak eksistensi SMP Negeri 1 Atap 1 Besakih di tengah masyarakat setempat sehingga tidak perlu merantau jauh untuk melanjutkan SMP. “Pertama kegiatan ini adalah bertujuan untuk mensosialisasikan keberadaan SMP Negeri 1 Atap Besakih. Kedua sekaligus berkolaborasi mensosialisasikan keberadaan badan pengelola fasilitas kawasan suci Pura Agung Besakih. Tahun-tahun mendatang, jadi kami akan mengadakan kegiatan ini rutin setiap tahun di mana berperan dalam mensosialisasikan keberadaan SMP Negeri 1 Atap Besakih yang merupakan sekolah satu-satunya SMP yang berada di dekat kawasan suci Pura Agung Besakih sehingga nanti masyarakat menyadari bahwa anaknya yang terutama di Besakih itu tidak bersekolah jauh-jauh namun dapat bersekolah di SMP Negeri 1 Atap Besakih. Tentu kami sangat berharap kolaborasi ini akan berjalan bersinergi pada semua pihak,” jelas Kepala SMP Negeri 1 Atap Besakih di tengah pemantauan pelakasanaan kegiatan.

Dalam rangka menyukseskan kegiatan perdana, KOMPAS 1 setelah 17 tahun lamanya SMP Negeri 1 Atap berdiri, Ketut Sangker bahkan turut andil merancang soal-soal yang akan diujikan di setiap babaknya. “Paling penting secara akademik tujuannya yaitu memberikan kesempatan dan pengalaman berharga bagi anak-anak peserta KOMPAS 1 terutama untuk menguatkan dalah satu dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu penalaran kritis. Nah, soal-soal KOMPAS ini saya sendiri rancang mengacu pendekatannya kepada model soal-soal pisah dan kemudian mengacu juga pada model soal-soal ANBK sehingga benar-benar mampu mengukur literasi dan numerasi siswa dalam konteks untuk penalaran kritis itu sendiri,” jelasnya.

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *