Prabowo Subianto Keturunan Prabu Brawijaya Raja Majapahit

Purwadi

Hp 087864404347

A. Dinasti Majapahit.

Raja Majapahit diperintah Prabu Brawijaya. Sejak tahun 1478 kekuasaan Majapahit diserahkan kepada putranya. Raden Patah memimpin Demak Bintoro.

Kraton Demak sejak tahun 1539 dipimpin oleh Sunan Prawoto. Putra Sunan Prawoto yang bernama Raden Joko Kahiman dinobatkan sebagai bupati Banyumas dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Purwonagoro.

Bupati Banyumas inilah leluhur Prabowo Subianto. Dengan demikian Presiden terpilih ini memang berdarah Majapahit. Keturunan langsung Prabu Brawijaya. Raja bijak bestari yang membawa masa keemasan. Kejayaan ini berlanjut pada masa kepemimpinan Prabowo Subianto. Indonesia makin jaya berwibawa.

Keluhuran Trahing Kusuma. Makna trahing kusuma yaitu keturunan bangsawan yang rela berjuang. Gagasan dan pikiran terkenang sepanjang jaman. Prabowo Subianto mempunyai akar historis yang sarat dengan nilai etis herois.

Rembesing madu mempunyai pengertian dengan cipta rasa karsa. Prabowo Subianto selalu mengutamakan ulat patrap dan pangucap. Buah karya yang dikerjakan mesti dengan prinsip azas manfaat. Kegunaan untuk bangsa dan negara. Lila lan legawa kanggo mulyaning negara.

Dalam rangkaian historis Prabowo Subianto adalah putra Prof Dr Sumitro Djojohadikusumo. Ahli ekonomi yang menjabat menteri di berbagai era ini adalah putra Margono Djojohadikusumo. Pendiri Bank Negara Indonesia ini seorang pejuang yang ampuh utuh dan tangguh. Eyang dari Prabowo Subianto ini lahir di Banyumas pada tanggal 16 Mei 1894.

Margono Djojohadikusumo ini putra Kanjeng Raden Tumenggung Mangkuprojo. Dari garis ayahnya, Prabowo Subianto bersambung dengan Raden Joko Kahiman, bupati pertama Banyumas. Pejuang sejati ini selalu mewariskan kebajikan buat sesama.

Konsep trahing kusuma rembesing madu digunakan untuk membaca suasana hati pejuang negeri. Asal usul Sri Sunan Amangkurat Banyumas. Raja Mataram yang memerintah Kraton Mataram sejak tahun 1645 bernama Sunan Amangkurat I. Karena lama tinggal di daerah Banyumas, maka mendapat gelar Sunan Amangkurat Banyumas. Makanya di daerah Tegalarum, maka juga disebut Sunan Amangkurat Tegalarum. Beliau memerintah dengan jiwa agung, maka mendapat gelar kehormatan Sri Susuhunan Amangkurat Agung.

Sunan Amangkurat I adalah putra kandung Sultan Agung raja Mataram yang memerintah tahun 1613-1645. Ibunya bernama Kanjeng Ratu Batang. Nama kecil Amangkurat Agung yaitu Gusti Raden Mas Sayiddin.

Lama tinggal di daerah dulangmas, Kedu Magelang Banyumas. Terutama di sepanjang aliran kali Serayu. Yakni daerah Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap.

Kali Serayu dianggap sakral oleh warga Dulangmas. Yakni Magelang Kedu Banyumas. Menurut tradisi sejak dulu Raja Mataram selalu tapa ngeli di Kali Serayu untuk mendapatkan daya linuwih.

Lagu Serayu laras pelog pathet nem.

Adhuh segere banyune ing sendhang. Ilang kesele wis mari le mriyang. Banyune bening nyegerake ati. Kudu sing eling mring tindak kang suci.

Lelagon Serayu berkumandang. Hati terasa bergetar. Karena lagu ini memuat ajaran etis filosofis yang amat tinggi.

Perhatian raja Amangkurat I pada Kali Serayu merupakan bentuk pelestarian pada ajaran leluhur. Kawasan Dulangmas tenar sejak jaman Kraton Demak dan Pajang.

Pada masa kerajaan Demak Bintara nama Banyumas masih disebut Banyukerto. Wilayah ini langsung diperintah oleh Kadipaten Semarang. Pembina wilayah Banyukerto dipegang oleh Ki Ageng Pandan Aran. Pembesar kadipaten Semarang ini masih keturunan Adipati Yunus Syah Alam Akbar, Sultan Demak Bintara.

Para penguasa Demak dan Pajang kerap tapa ngeli di kali Serayu. Apalagi saat mendirikan wilayah Dulangmas. Tapa brata jelas diutamakan.

Lama kelamaan daerah Banyukerto semakin maju. Pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan berjalan lancar. Rakyat pun hidup makmur sejahtera. Kekuasaan Demak berpindah ke Pajang. Kerajaan Pajang diperintah oleh Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. Raja Pajang ini memang sakti mandraguna. Beliau masih berdarah Majapahit, Demak dan Pengging. Pada dirinya mengalir darah biru, bangsawan besar Jawa. Benar benar trahing kusuma rembesing madu, wijining amara tapa, tedhaking andana warih.

Kedudukan Joko Tingkir di Kerajaan Pajang sangat kuat. Begitu menduduki tahta semua kekuatan politik dirangkul. Sela-ma memegang kekuasaan Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya selalu bisa momong momor momot. Putra Sunan Prawoto pewaris Kasultanan Demak Bintara bernama Raden Joko Kahiman. Sewaktu berguru kepada Sunan Kalijaga, Joko Kahiman bernama santri Abdul Mukmin.

Sultan Hadiwijaya raja Pajang menetapkan Raden Joko Kahiman sebagai penguasa Banyukerto. Saat itu Banyukerto berstatus Kawedanan. Begitu Joko Kahiman dilantik status Banyukerto dinaikkan dari Kawedanan menjadi Kabupaten. Joko Kahiman resmi menjabat sebagai Bupati Banyukerto. Atas usul Pangeran Benawa, nama Banyukerto diubah menjadi Kabupaten Banyumas. Joko Kahiman menjadi bupati Banyumas tahun 1582-1583, dengan gelar Tumenggung Purwonagara.

Kabupaten Banyumas berhasil sebagai daerah pemekaran. Penggantinya bernama Raden Ngabehi Martasura I yang memerintah tahun 1583-1600. Kekuasaan Jawa bergeser dari Pajang ke Mataram. Rajanya bernama Panembahan Senopati. Raden Ngabehi Martasura I berasal dari Paremono Muntilan Magelang. Pembesar Mataram ini juga melanjutkan tradisi tapa ngeli.

Tapa ngeli raja Mataram bersama para punggawa. Beliau masih putra Patih Manca Negara, perdana menteri jaman kerajaan Pajang selama tinggal di Magelang, Raden Ngabehi Martasura I belajar tata pemerintahan, tata praja dan udanagara. Pemerintahan Mataram selanjutnya dipegang oleh Sinuwun Prabu Hadi Hanyokrowati.

Lantas kerajaan Mataram dipimpin oleh Sultan Agung tahun 1613-1645. Puncak kejayaan Mataram yang berhubungan dengan masyarakat Banyumas terjadi sejak tahun 1645. Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sri Susuhunan Amangkurat Agung. Karena lama tinggal di istana kedhaton Pamase desa Lesmana Ajibarang Banyumas, maka mendapat julukan Sunan Amangkurat Banyumas. Leluhur Prabowo Subianto penuh dengan tepa tuladha.

B. Darma Bakti untuk Ibu Pertiwi.

Teladan bagi Masyarakat Banyumas. Raja Demak, Pajang dan Mataram mewariskan keutamaan, keagungan, keteladanan. Masyarakat dan pimpinan Banyumas merasa bangga mendapat petunjuk kehidupan.

Bupati Banyumas dipegang pejabat baru. Beliau adalah Raden Ngabehi Martapura II. Istrinya berasal dari Pati, anak Ki Ageng Penjawi. Istri sang bupati populer disebut Ratu Adipati Wicaksono Arum. Beliau seorang putri linuwih, cerdas, ramah, cekatan, pintar, lincah, pemurah dan welas asih. Tentu saja kehadiran Ratu Adipati Wicaksono Arum menjadi idola buat sekalian warga Kadipaten Banyumas.

Ratu Wiratsari seorang putri linuwih. Gemar tapa ngeli di kali Serayu. Wanudya ayu ngambar, aruming kusuma, wadana asawang sari, o, ri sedhenging purnama sidi, netya njahit esmu lindri, grana rungih milangeni, tuhu mustikane putri tetunggule widodari.

Demikianlah penduduk Kabupaten memberi pujian kepada Nyonya Bupati Raden Ngabehi Martapura II. Rakyat betul betul ayem tentrem, aman damai dan guyub rukun.

Leluhur Banyumas kerap tapa brata di wana gung liwang liwung. Termasuk tapa ngeli di aliran kali Serayu. Agar mendapatkan daya linuwih, ilmu kasekten, olah kanuragan. Para Bupati Banyumas menghormati tata cara adat.

1. R Djoko Kahiman, 1582-1583. Dilantik pada masa kerajaan Pajang. Rajanya bernama Sultan Hadiwijaya.

2. R Ngabehi Martasura I, 1583-1600. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Panembahan Senopati.

3. R Ngabehi Martasura II, 1601-1620. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Prabu Hadi Hanyrkrowati.

4. R Adipati Martayuda I, 1620-1650. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sultan Agung Hanyokro kusuma.

5. R Tumenggung Martayuda II, 1650-1678. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Amangkurat Agung.

6. R Tumenggung Suradipura, 1678-1707. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Amangkurat Amral.

7. R Tumenggung Yudanegara II, 1707-1745. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana I.

8. R Tumenggung Reksapraja, 1745-1749. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana II.

9. R Tumenggung Yudanegara III, 1749-1755. Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

10. R Tumenggung Yudanegara IV, 1755-1780.Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Raja-nya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

11. R Tumenggung Tejakusuma, 1780-1788. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

12. R Tumenggung Yudanegara V, 1788-1816. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IV.

13. R Adipati Cakranegara I, 1816-1830. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Raja-nya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IV.

14. RT Mardireja II, 1830-1832. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana VII.

15. R Adipati Cakranagara II, 1832-1864. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana VII.

16. R Adipati Cakranagara III, 1864-1879. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IX.

17. KPA Martadireja III, 1879-1913. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IX.

18. KPAA Ganda Subrata, 1913-1933. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana X.

19. RAA Sujiman Ganda Subrata, 1933-1950. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana X.

20. R Moh Kabul Purwodireja, 1950-1953. Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

21. RE Budiman, 1953-1957. Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

22. M Mirun Prawiradireja, 1957. Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

23. R Bayu Nuntoro, 1957-1960. Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *