Pacitan,Liputan 68.com- PR cukup rumit masih menjadi tugas lumayan berat bagi Bupati Pacitan, Raden Mas Tumenggung Indrata Nur Bayuaji dengan perangkat daerah yang ada.
Hal tersebut berkaitan dengan pelayanan di RSUD dr Darsono, yang sampai detik masih banyak dikeluhkan masyarakat.
Mulai personil rumah sakit yang kurang ramah, sampai pada penanganan pasien oleh petugas medis yang kadang membuat banyak masyarakat gamang.
Atau bahkan ada juga stigma terkait interaktif dokter atau perawat dengan pasien yang mungkin masih perlu dibenahi. Seperti misalnya perkataan yang kurang pas, sehingga memunculkan trauma bagi pasien untuk kembali datang berobat ke rumah sakit milik pemerintah daerah itu.
Berangkat dari persoalan pelayanan yang dirasa masih perlu banyak pembenahan tersebut, tak heran bila selama ini fenomena migrasi berobat keluar daerah yang dilakukan sejumlah warga masyarakat Pacitan, sejauh ini masih jamak ditemui.
Bukan hanya di rumah sakit kelas elite seperti halnya JIH, RS Indriati, Bhatesda dan lainnya. Namum di RS tipe D yang ada di kecamatan sekalipun, misalnya seperti RS Maguan Husada, yang ada di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, juga sering menjadi jujugan pasien asal Pacitan.
Meski hanya rumah sakit kecil, namun mereka tersugesti tinggi untuk bisa sembuh.
Alasan mereka sederhana, karena perihal pelayanan atau juga ada yang beralasan takut salah diagnosa ketika berobat di RSD yang ada di Pacitan.
Terkait pelayanan yang dikeluhkan seperti halnya tutur kata perawat yang kurang ramah, seakan menempatkan mereka layaknya raja.
Satpam yang terkesan killer atau mungkin juga dokter yang kadang membentak pasien dan hal-hal lain yang mungkin membuat mereka kurang nyaman. Sehingga bukannya kesembuhan yang didapat, namun menambah keparahan sakit yang dialaminya.
Berangkat dari beragam permasalahan terkait pelayanan tersebut, Kepala Tata Usaha RSUD dr Darsono Pacitan, Johan Tri Putranto menegaskan, kalau rumah sakit tempatnya bekerja, selalu siap berbenah setiap tahunnya.
Dari efforts yang dilakukan tersebut, sehingga jumlah rujukan dari tahun ke tahun semakin berkurang dengan perbaikan pelayanan, penambahan SDM, dan penambahan fasilitas layanan.