Penuh Khidmat, Gesba Jemaat Rajawali Denpasar Bali Gelar Ibadah Perayaan Natal

DENPASAR -LIPUTAN68.COM Gesba atau Gereja Segala Bangsa Jemaat Rajawali Denpasar Bali menyelenggarakan ibadah perayaan Natal yang berlangsung dengan penuh khidmat di Jalan Tukad Citarum O Nomor 9 D Banjar Kertasari, Desa Panjer, Kota Denpasar, Senin, 25 Desember 2023.

Puncak perayaan Natal ini diwarnai prosesi penyalaan lilin yang dilakukan Pendeta Meivi Marce Margaretha Powa, M.Th., selaku Pimpinan Gesba atau Gereja Segala Bangsa Jemaat Rajawali Denpasar Bali dan seluruh Hamba Tuhan, yang kemudian diteruskan kepada seluruh jemaat yang hadir.

Turut hadir, Ketua DPW PWDPI atau Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia Provinsi Bali, Mujiardi Santoso.

Disebutkan, Natal dirayakan dengan penuh sukacita dalam Damai Allah sebagaimana kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini yang membawa sukacita dan damai sejahtera.

Liputan JUGA  Pernyataan Kemenag Tentang Potensi Beda Tanggal Idul Adha Tahun Ini

“Natal bukan lagi menunggu kelahiran Yesus Kristus, tetapi Natal itu mempersiapkan diri untuk menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya dalam suasana damai, sukacita dan sejahtera dalam kehidupan,” terangnya.

Sementara, dalam khotbah Natalnya, Pdt Meivi Marce Margaretha Powa, M.Th., menyatakan makna tema Perayaan Natal yang memuji Kemuliaan Allah di tempat yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi.

Dikatakan, Tuhan Yesus lahir kedalam dunia, untuk menyelamatkan umat-Nya. Untuk itu, umat manusia siap menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

“Bagaimana Tuhan telah lahir ke dunia yang sebenarnya bukan untuk saya dan saudara, tetapi kedatangan Tuhan Yesus Kristus itu itu buat bangsa pilihan Allah, sesuai diambil dari Kitab Yohannes 1 Ayat ke-11,” kata Pdt Meivi dengan semangat berapi-api.

Liputan JUGA  Soal Dukungan Ke GAMA, Tunggu Putusan Pusat. DPC PPP Pacitan, Tetap Ya Tetap Bergeser Ya Ikut Bergeser

Disebutkan, kelahiran Yesus Kristus sebenarnya untuk kepentingan umat pilihannya sendiri. Namun, justru umat pilihan Allah sendiri ternyata menolak kelahirannya, sehingga hal itu menjadi sukacita bagi umat yang mengantarnya hingga sampai ke Bukit Joljota.

“Itu sebabnya, saat ini saya dan saudara menjadi bagian dalam keselamatan Allah,” terangnya.

Bahkan, dalam Kitab Efesus 2 Ayat 11 dikatakan, dulunya sebagai bangsa yang jauh dari Tuhan, tetapi ternyata Tuhan justru mendekat dan menjadi penolong bagi umat-Nya yang menyerahkan nyawa di Puncak Joljota, yang dipertegas dalam Kitab Efesus 2 Ayat ke-14.

“Kita perlu bersyukur lewat kelahirannya, saya dan saudara menjadi bagian dalam keselamatan Allah,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *