Pacitan, Liputan 68.com-Sepekan jelang coblosan Pileg dan Pilpres 2024, konstelasi politik di Pacitan kian pasang-surut. Khususnya pilihan capres dan cawapres.
Kritikus di Pacitan, Sutikno mengatakan, di hari-hari terakhir masa kampanye Pileg dan Pilpres, lini birokrasi di Pemkab Pacitan mulai terbelah. Mereka yang seharusnya segaris dengan pucuk pimpinan eksekutif, yaitu memilih paslon capres dan cawapres nomor urut 2, namun kenyataan di lapangan tidak seperti itu. “Banyak aparatur sipil negara (ASN) yang beralih ke paslon nomor urut 1, Anis-Muhaimin dengan berbagai alasan,” kata pria yang belakangan dijuluki sebagai Rocky Gerungnya Pacitan ini, saat bertandang ke posko media Timur Pendopo, Rabu (7/2).
Apalagi kalangan pendidik, utamanya guru. Menurut Sutikno, hampir mayoritas memilih Anis Baswedan. Mereka, lanjut dia, memiliki pandangan, Anis pernah menjabat sebagai Mendiknas dan dinilai berhasil. Demikian juga ketika menjabat sebagai Gubernur DKI, banyak prestasi yang ditorehkannya.
“Saat Anis menjabat sebagai Mendiknas, kurikulum yang dibesut dinilai berhasil dan tidak memberatkan pendidik ataupun siswa didik. Belum lagi pengalamannya sebagai seorang rektor.