Seberapa Banyakkah Frekuensi Idial Melakukan Hubungan Intim Bagi Pasutri? Simak Penjelasan Watua IDI Pacitan, dr Johan Tri Putranto

Pacitan,Liputan 68.com- Hubungan badan bagi pasangan suami istri (pasutri) merupakan salah satu nikmat dunia yang diberikan Allah SWT.

Serta menjadi kewajiban bagi pasangan sah untuk bersama menikmati hubungan intim tersebut, agar mahligai rumah tangga tetap harmonis, sakinah, mawaddah dan warahmah.

Lantas seberapa banyak frekuensi idial bagi pasutri untuk melakukan hubungan intim?

Menurut Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Pacitan, Johan Tri Putranto, seks tidak hanya menjadi proses reproduksi bagi pasangan suami istri setelah menikah.

Melakukan hubungan intim memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental seseorang. Bagi pasangan suami istri, terkadang menentukan frekuensi untuk melakukan hubungan intim cukup membingungkan.

“Kondisi stamina tubuh, padatnya jadwal pekerjaan dan situasi lingkungan menjadi alasan hubungan intim tidak dilakukan secara rutin,” kata dokter umum yang saat ini bertugas sebagai Kepala Tata Usaha RSUD dr Darsono Pacitan ini, dalam siaran persnya, Selasa (9/7).

Frekuensi dan kualitas yang pas untuk berhubungan intim menurut Paul Hokemeyer, seorang terapis pernikahan dan keluarga, tiap pasangan suami istri kerap berpikir kalau pasangan lain memiliki frekuensi hubungan intim yang lebih sering.

Pemikiran seperti ini kerap membuat hubungan intim menjadi sesuatu yang dipaksakan, sehingga tidak lagi dinikmati.

Sebenarnya, sambung Johan, salah satu indikator frekuensi hubungan intim ditentukan dari usia pasangan dan usia pernikahan.

Umumnya, pasangan suami istri melakukan hubungan intim selama satu minggu sekali. “Jika kita dan pasangan telah memasuki usia pernikahan yang cukup panjang, memiliki kesibukan yang cukup padat dan jarang bertemu satu dengan yang lain, menjadikan hubungan intim sebagai sesuatu yang jarang dilakukan,” tuturnya.

Sebenarnya tidak ada yang bisa menentukan berapa banyak pasangan perlu melakukan hubungan intim. Kegiatan ini ditentukan oleh keinginan tiap pasangan dan kesepakatan bersama pasangan.

“Sebaiknya utamakan kualitas berhubungan intim dibandingkan dengan frekuensi berhubungan intim yang kita dan pasangan lakukan. Hubungan intim yang berkualitas membuat kita dan pasangan merasakan manfaatnya dengan lebih optimal,” pesannya.

Menurut riset dalam jurnal Social Psychology and Personality Space , pasangan yang melakukan hubungan intim lebih dari satu kali per minggu belum tentu lebih bahagia, dibandingkan pasangan yang melakukan hubungan intim selama satu kali dalam seminggu.

Jadi, tidak ada salahnya untuk membicarakan waktu berhubungan intim yang baik dengan pasangan agar pasangan bisa merasakan kebahagiaan yang sama.

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *