Sejarah Budi Utomo

Oleh: Dr Purwadi, SS. M.Hum

(Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA, hp. 087864404347)

A. Pelopor Budi Utomo.

Pada tanggal 20 Mei 1908 Hangabehi Paku Buwono XI diundang untuk menghadiri peresmian organisasi Budi Utomo di Batavia. Beliau diundang oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo dan para mahasiswa kedokteran STOVIA. Hangabehi Paku Buwono XI diundang sebagai Ketua Dewan Kraton. KGPH Hangabehi atau Paku Buwono XI memberi sumbangan uang 10.000 Gulden, yang diambilkan dari gaji selama 3 bulan.

Budi Utomo menyelenggarakan kongres pertama kali pada tanggal 20 Oktober 1908. Berkat lobi dan kemurahan Paku Buwono XI atau KGPH Hangabehi, kongres berjalan lancar. Para direktur perkebunan, administratur pabrik gula, komisaris kereta api, pimpinan pelabuhan dan kepala ANIEM memberi sponsor kongres Budi Utomo. Peserta mendapat bantuan berupa biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi.

Utusan dari Kraton Surakarta terdiri dari KGPH Hangabehi, RNg Dwijosewoyo, RNg Dr. Mangun Husodo, Dr. Radjiman, Dr. Widyodipuro, KRMAA Sosrodiningrat, KRMAA Wuryaningrat, KRT Tirtokusumo, KGPH Hadiwijoyo dan KGPH Kusumoyudo. Utusan dari Puro Pakualaman yaitu KP Notodirojo.

Utusan Kraton Yogyakarta yaitu KGPH Puger, utusan Mangkunegaran yakni RM Suryo Suparto. Utusan dari Jawa Timur diemban oleh seorang jaksa yang bernama Suryodiputro. Budi Utomo mempunyai 10.000 anggota dan 40 cabang. Pangeran Hangabehi atau Sunan Paku Buwono XI memberi sumbangan 250.000 Gulden untuk dana operasional kongres Budi Utomo.

Organisasi Budi Utomo dalam sejarahnya berlangsung antara tahun 1908 hingga 1935. Budi Utomo dipimpin oleh pengurus secara demokratis. Berturut-turut para tokoh yang pernah memimpin organisasi Budi Utomo. Pemimpin Budi Utomo perlu ditulis secara berurutan.

1. KRT Tirtokusumo (1908 – 1912)
Ketua pertama Budi Utomo ini Bupati Karanganyar dan Komisaris Utama Pabrik Gula Colomadu. Beliau merupakan tokoh yang kaya raya, dermawan, pemurah dan aktif berorganisasi.

2. Pangeran Notodirojo (1912 – 1914)
Tokoh besar dari Pura Pakualaman. Putranya bernama RM Noto Suroto belajar hukum di Universitas Leiden.

3. Dr. Radjiman (1914-1915)
Dr. Radjiman Widyodiningrat adalah dokter yang bertugas di Kraton Surakarta. Kelak beliau memimpin BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

4. KGPAA Mangkunegara VII (1915 – 1916)
Mangkunegara VII dulunya bernama RM Suryo Suparto. Pernah belajar kesusasteraan di Universitas Leiden. Produktif menulis lakon pedalangan sekitar 300 cerita.

5. R.Ng. Dwijosewoyo (1916 – 1917)
Ahli bahasa dan sastra Jawa yang aktif menulis buku. Mengembangkan jurnalisme dan pendidikan.

6. RMA Wuryaningrat (1917 – 1926)
Wuryaningrat adalah putra Patih Sosro-diningrat. Beliau pernah belajar hukum di Utrech Belanda. Aktif dalam ormas. Kelak menjadi anggota BPUPKI dan menjabat patih Kraton Surakarta.

7. RMAA Kusumo Utoyo (1926 – 1933)
Ketua Budi Utomo ketujuh bernama RMAA Kusumo Utoyo. Beliau pernah menjabat sebagai Bupati Jepara dan anggota Volksraad (parlemen).

8. Dr. Sutomo (1933 – 1935)
Saat Budi Utomo berdiri, usia Sutomo baru 17 tahun. Beliau menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Stovia. Pada tahun 1935 Budi Utomo bergabung dalam PPPKI (Permu-fakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Dr. Sutomo wafat tahun 1938 di Surabaya.

Semua ketua Budi Utomo selalu menjalin hubungan erat dengan KGPH Hangabehi PB XI. Dalam organisasi Budi Utomo KGPH Hangabehi senantiasa menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat sejak tahun 1908-1935. Dalam kurun 27 tahun lamanya KGPH menyumbang Budi Utomo dalam bentuk pikiran, tenaga dan dana.

B. Membangun Semangat Kebangsaan.

Tokoh utama berdirinya Budi Utomo adalah Dr Wahidin Sudirohusodo. Organisasi Budi Utomo menjadi tonggak bangkitnya kesadaran untuk menata kehidupan kolektif. Semangat untuk mengatasi problema sosial kemasyarakatan itulah yang menandai era kebangkitan nasional. Strategi untuk problem solving diubah dari cara individu tradisional menjadi organisatoris kolegial.

Organisasi Budi Utomo menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Latar belakang pendidikan Dr Wahidin Sudirohusodo berpengaruh atas problematika sosial yang sedang sedang dihadapi. Pada awal awal abad 20 terjadi pandemi malaria. Berbagai masalah muncul yang perlu penanganan khusus. Masalah yang kompleks ini tidak bisa diatasi sendirian.
Sekalian warga masyarakat harus terlibat aktif. Holobis kontul baris. Masing masing pribadi mesti bersedia mencincingkan lengan baju, cancut taliwanda.

Ajakan Dr Wahidin Sudirohusodo itu betul betul dipatuhi oleh masyarakat dari berbagai lapisan sosial beliau berhasil membangun semangat kebersamaan. Kunci utama pengaruh Dr Wahidin Sudirohusodo terletak pada faktor keteladanan. Beliau segera menghimpun dana dari para pejabat, tokoh masyarakat, pengusaha dan rakyat untuk memberantas wabah penyakit malaria. Dana yang terkumpul cukup untuk membeli obat dan merawat para penderita penyakit malaria.

Kota Surabaya, Semarang, Surakarta dan Yogyakarta dijadikan posco penanganan wabah malaria. Mereka bekerja secara sukarela. Para voluntir terdiri dari kaum priyayi yang punya sensibilitas humanisme kemanusiaan. Etos kerja mereka merupakan manifestasi dari doktrin amemangun karyenak tyasing sesama. Hidup bermakna bila bermanfaat buat orang lain.

Bupati Karanganyar bernama KRT Tirtokusumo menjadi sponsor usaha Dr Wahidin Sudirohusodo. Beliau termasuk orang yang terpandang secara ekonomi. Keberadaannya sebagai komisaris pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu memungkinkan untuk memberi bantuan finansial ekonomis. Kebetulan industri gula sedang jaya jayanya. Jaringan KRT Tirtokusumo cukup luas. Marketing pabrik gula yang tersebar di seluruh pelosok dunia dijadikan referensi untuk mendapatkan bantuan dana. Ditambah lagi hubungan Dr Wahidin Sudirohusodo dan KRT Tirtokusumo akrab sejak masa kanak kanak.

Kegiatan ahli medis dibantu oleh birokrat ekonomis. Ibarat tumbuh oleh tutup. Dr Wahidin Sudirohusodo dan KRT Tirtokusumo bekerja sama seerat eratnya dalam mengatasi pandemi malaria. Bersama dengan Tim Colomadu Mangkunegaran, KRT Tirtokusumo belanja pil kina di Negeri Tamasek Singapura.

BAGIKAN KE :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *