Sejarah BPUPKI

Oleh: Dr Purwadi SS M.Hum

(Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA, hp. 087864404347)

A. Para Tokoh BPUPKI

Badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia beranggotakan dari tokoh yang tersebar dari pelosok nusantara. Pada umumnya mereka mewakili lembaga, organisasi badan, komunitas adat dan keluarga kerajaan. Harapannya negara yang terbentuk nanti akan bisa mewakili aspirasi segala komponen warga bangsa.

Sumbangan kraton nusantara pada awal berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia sangat besar. Semangan kebersamaan tumbuh dengan kesadaran tinggi. Kraton nusantara itu menyumbangkan harta, jiwa, gagasan, dan tenaga kepada pemerintah Republik Indonesia.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada 23 Mei 1945. Anggota terdiri dari beragam golongan, profesi, ormas, orsospol dan swapraja dari Sabang sampai Merauke. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mengutus beberapa pembesar kraton untuk terlibat dalam BPUPKI. Dari Kraton Surakarta tampil menonjol, bahkan menjadi ketua.

1. KRT Dr. Radjiman Widyadiningrat
2. KRMA Sasradiningrat
3. KRMA Wuryaningrat
4. KGPH Suryahamijoyo
5. Mr. RM Panji Singgih
6. Prof. Dr. Mr. Supomo
7. Mr. KRT Wongsonagoro
8. Mr. RT Susanto Tirtoprojo
9. Mr. RP Suroso
10. Prof. Dr. H. Djajadiningrat
11. Mr. RM Sunaryo Mangunpuspito
12. R. Roeslan Wongso Kusumo
13. Mr. KRT Sastro Mulyono
14. Mr. KRT Hendro Martono
15. RMA Purbonagoro

Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau BPUPKI. Anggota BPUPKI di atas dirintis secara resmi oleh Kraton Surakarta Hadiningrat. Untuk penugasan ditandatangani oleh Sri Susuhunan Paku Buwono XI. Mereka termasuk bidan yang turut serta merintis berdirinya NKRI. Perjuangan mereka patut dihormati. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mempunyai hubungan baik dengan para pembesar Jepang. Misalnya Laksamana Maeda kerap berkunjung ke Kraton Surakarta.

Laksamana Maeda dijamu makan siang di Sasana Handrawina, dengan gamelan kehormatan Carabalen. Tak lupa Prajurit Nyutra dengan busana warna warni. Pendek kata, Laksamana Maeda merasa terhormat berkunjung ke Kraton Surakarta. Dari hubungan pribadi yang amat erat ini, Paku Buwono XI titip agar anak buahnya bisa terlibat aktif dalam BPUPKI.

Para utusan Kraton Surakarta, terutama KGPH Suryohamijoyo usul supaya Kooti atau Swapraja diakomodir oleh NKRI. Jangan sampai pemerintah RI mengabaikan sejarah. Fakta bahwa negara republik yang didukung oleh swapraja hidupnya lebih makmur dan tertata. Sidang pertama BPUPKI tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945. Pada hari Senin 28 Mei 1945 pukul 11.00 bertempat di gedung Tyuroo Songi In. Upacara pembukaan dilakukan oleh PYM Saikuo Sikikan. Tanggal 29 Mei 1945 pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia. Tanggal 31 Mei membicarakan Daerah Negara dan Kebangsaan Indonesia.

Sidang kedua BPUPKI atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dimulai lagi tanggal 10 Juli 1945. Tempat di Gedung Tyuroo Songi In (Departemen Luar Negeri), membicarakan tentang bentuk negara, wilayah negara. Tanggal 11 – 16 Juli 1945 BPUPKI membicarakan persiapan penyusunan rancangan Undang-Undang Dasar dan Pembentukan Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 18 Juli 1945 BPUPKI membuat laporan untuk PYM Gunseikan Kakka. Semua anggota BPUPKI utusan Kraton Surakarta bekerja dengan sebaik-baiknya.

Sidang BPUPKI dipimpin oleh KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat. Saat itu sedang hangat-hangatnya membicarakan dasar dan falsafah negara. Tiba-tiba Laksamana Maeda mendekati pimpinan sidang. Beliau beserta dengan KRMA Sosrodiningrat, KRMA Wuryaningrat dan KGPH Suryohamijoyo. Hadirin para peserta sidang kaget melihat KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat merunduk sambil sesenggukan menahan tangis. Matanya mbrebes mili.

Sidang pun terpaksa diskors. Pimpinan Muhammadiyah yang bernama Ki Bagus Hadikusumo maju ke mimbar. Lantas berujar Inna lillahi waina ilaihi roji’un. Tuan-tuan Yang Mulia. Berita duka bahwa Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono XI telah dipanggil Allah SWT. Berita mangkatnya Raja Surakarta ini secara resmi diumumkan oleh Tuan Sosrodiningrat. Kita semua merasa kehilangan seorang raja yang selalu mendukung pergerakan nasional Indonesia.

Ki Bagus Hadikusumo lantas memimpin doa, yang ditujukan untuk Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XI. Segenap peserta sidang BPUPKI hening senyap. Mereka selalu ingat bantuan Hangabehi PB XI sejak jaman Budi Utomo lahir sampai terbentuknya BPUPKI. Sinuwun Paku Buwono XI surud ing kasedan jati pada hari Sabtu Kliwon, 21 Jumadil Akhir tahun Ehe 1876 Saka. Wafatnya Paku Buwono XI bersamaan dengan hari kelahiran Pancasila, yaitu 1 Juni 1945.

Biodata Anggota BPUPKI

1. Mr. Abdul Abbas
Lahir 11 Agustus 1906 di Binjai Sumatera Utara. Tamat Rechthoge School 1938. Pernah menjadi residen Lampung.

2. Dr. M. Amir
Lahir 20 Januari 1900 di Talawi Sawah Lunto Sumatera Barat. Lulusan Utrecht 1928. Pernah menjadi dokter pribadi Sultan Langkat Tanjungpura.

3. Mas Aris
Lahir 2 Januari 1901 di Kebumen. Lulus MLS tahun 1924. Pernah menjadi mantri kehutanan di Bogor.

4. AR Baswedan
Lahir 1908 di Surabaya. Mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI). Pernah menjabat sebagai Menteri Muda Penerangan dan anggota Konstituante.

5. BPH Bintoro
Lahir 2 Agustur 1912 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Universitas Leiden Belanda.

6. P.F. Dahler
Lahir 21 Februari 1883 di Semarang. Tahun 1929-1930 menjadi anggota volksraad mewakili Insulinde.

7. Agoes Moechsin Dasaad
Lahir 25 Agustus 1905 di Sulu, Jolo, Manila, Filipina. Bersekolah di Singapura. Pemimpin pabrik tenun Kancil Mas.

8. Ki Hadjar Dewantara
Lahir 2 Mei 1889 di Pura Pakualaman Yogyakarta. Mendirikan Perguruan Taman Siswa. Menjabat Menteri Pendidikan RI pertama.

9. Prof. Dr. KPH Husein Djajadiningrat
Lahir 8 Desember 1886 di Kramat Watu Serang Banten. Lulus dari Universiteit Leiden tahun 1913. Menikah dengan KRAy. Partini putri KGPAA Mangkunegoro VII.

10. RM Margono Djojohadikoesoemo
Lahir 16 Mei 1894 di Purbalingga. Lulus OSVIA 1911. Pendiri BNI 1946. Aktif dalam gerakan koperasi Indonesia.

11. Ki Bagoes Hadikoesoemo
Lahir 1890 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Mekkah. Pengurus besar Muhammadiyah.

12. KH. Abdul Halim
Lahir 17 Juni 1887 di Majalengka. Pendiri Perikatan Ulama Indonesia dan perikatan Umat Islam 1943.

13. Anang Abdul Hamidhan
Lahir 25 Pebruari 1909 di Rantau Kalimantan Selatan. Lulus dari ELS Samarinda. Aktif sebagai wartawan.

14. Parada Harahap
Lahir 15 Desember 1899 di Pargarukan Sumatera Utara. Mendirikan surat kabar Pewarta Deli dan Benih Merdeka Medan 1919.

15. KH Abdul Fatah Hasan
Lahir di Bojonegara Cilegon Banten. Menempuh pendidikan di Fakultas Hukum di Al Azhar Kairo Mesir.

16. Teuku H. Moehammad Hasan
Lahir 4 April 1906 di Pidie Aceh. Menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Menjabat sebagai Gubernur Sumatera pertama.

17. KH. Wachid Hasjim
Lahir 12 Pebruari 1913 di Jombang. Menempuh pendidikan di Sekolah Agama lulus tahun 1927. Menjabat Menteri Agama.

18. Drs. Mohammad Hatta
Lahir 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi Sumatra Barat. Pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School). Menjabat sebagai Wakil Presiden RI I.

19. Mr. R. Hindromartono
Lahir 31 Desember 1908 di Gunem Rembang. Lulus dari Rechts Hoogeschool diploma 1936. Menjabat sebagai Ketua Gaspi.

20. R. Oto Iskandardinata
Lahir 31 Maret 1897 di Bajongsoang Bandung. Menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.

21. R. Abdul Kadir
Lahir 6 Juni 1906 di Binjai Sumatra. Pendidikan OSVIA 1926. Menjabat sebagai Ambtenaar Inlandsch Bestuur Jatinegara.

22. Abdoel Kaffar
Lahir di 14 Mei 1913 di Sampang Madura. Pendidikan MULO 1929. Pekerjaan sebagai commandant 2 compagnie Barisan I di Bangkalan.

23. Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo
Lahir 22 Oktober 1892 di Kunduran Blora. Pendidikan OSVIA tahun 1911. Menjabat sebagai Pengurus Besar Naimubu.

24. RAA Soemitro Poerbonegoro Kolopaking
Lahir 14 Juni 1887 di Papringan Banyumas. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat Wedana Sumpiuh.

25. Prof. Dr. R. Djenal Asikin Widjaja Koesoema
Lahir 7 Juni 1891 di Mononjaya Tasikmalaya. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Pemimpin Rumah Sakit Umum Negeri Jakarta.

26. Dr. R. Soeleiman Effendi Koesoemaatmadja
Lahir 8 September 1898 di Purwakarta. Menempuh pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Indramayu.

27. Mr. Johannes Latuharhary
Lahir 6 Juli 1900 di Saparua Ambon. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Advoc R.v.J. Surabaya.

28. Koen Hian Liem
Lahir 1896 di Banjarmasin. Pendidikan Sekolah Hukum di Jakarta. Pekerjaan sebagai Ketua Dewan direksi Pewarta Surabaya.

29. R.Ng. Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito
Lahir 28 Desember 1907 di Yogyakarta. Pendidikan MULO 1926. Pekerjaan sebgai guru Taman Siswa Yogyakarta.

30. KH. Mas Mansoer
Lahir 25 Juni 1896 di Surabaya. Pendidikan Al Azhar Mesir. Menjabat sebagai pengurus besar Muhammadiyah Yogyakarta.

31. Mr. AA Maramis
Lahir 20 Juni 1897 di Manado Sulawesi. Sekolah di Universitas Leiden 1931. Menjabat sebagai advocaat di Semarang.

32. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
Lahir 11 Januari 1896 di Loano Purworejo. Sekolah di STOVIA. Pekerjaan sebagai Gouvernement Indische Arts kantoor inspectie Semarang.

33. Mr. Mas Besar Martokoesoemo
Lahir 8 Juli 1893 di Brebes. Sekolah di Universitas Leiden. Pekerjaan sebagai pegawai pada Landraad Pekalongan.

34. KH. Masjkoer
Lahir 30 Desember 1902 di Singasari Malang. Menjabat sebagai Rois’aam PB Syuriah NU.

35. Sayuti Melik
Lahir 25 Nopember 1908 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Sekolah Guru. Menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Surat Kabar Sinar Baru Semarang.

36. Ir. R. Ashar Soetedjo Moenandar
Lahir 30 April 1914 di Siluwak Sawangan (Batang). Sekolah di HBS tahun 1932. Bekerja pada Jawatan Pekerjaan Umum Kerajaan Mangkunegoro.

37. Abdoel Kahar Moezakir
Lahir 16 April 1907 di Gading Yogyakarta. Pendidikan di Madrasah Da’roel Oelam al oeliyaa di Kairo.

38. R. Asikin Natanegara
Lahir 23 Desember 1902 di Bogor. Sekolah AMS Yogyakarta. Menjabat sebagai Pangreh Praja Jakarta.

39. Ir. KP Mohammad Noor
Lahir 24 Juli 1901 di Martapura Banjarmasin. Sekolah di MULO. Pekerjaan sebagai Hoofd kantor irigatie afdeling.

40. Tiang Tjoei Oey
Lahir 1893 di Jakarta. Menjabat sebagai Direktur Hong Po dari 1936-1942.

41. Tjong Hauw Oey
Lahir 1904 di Semarang. Pendidikan HBS. Sebagai anggota Komite Eksekutif Chung Hua Hui.

42. KP. Andi Pettarani
Lahir 14 April 1903 di Gowa. Pendidikan OSVIA. Menjabat sebagai Kepala Onder afdeling Bone.

43. R. Abdoelrahim Pratalykrama
Lahir 10 Juni 1898 di Sumenep. Sekolah di Bestuurschool 1929. Menjabat sebagai Asisten Wedono Pesongsongan.

44. Mr. I Gusti Ketut Pudja
Lahir 19 Mei 1908 di Singaraja Bali. Pendidikan Rechts Hoogeschool. Pekerjaan sebagai Giyozei Komon (Sunda Minseibu)

45. BPH Poeroebojo
Lahir 25 Juli 1906 di Yogyakarta. Sekolah di ELS. Pekerjaan : Giin Tyuuoo Sangi-in Jakarta.

46. Dr. GSSJ Ratulangie
Lahir 5 Nopember 1898 di Tondano Minahasa. Sekolah di ELS. Menjabat sebagai penasehat wisk, Bank Denis dan perseroan pertanggungan jiwa Indonesia.

BAGIKAN KE :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *