Sumut Mempunyai Ruas Tol Terpanjang, Proyek Strategis Nasional Ini Dapat Meningkatkan Wisata Danau Toba

Liputan68.com, Medan | Ruas jalan tol terpanjang di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) adalah proyek Jalan Tol, Ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat sepanjang 143,5 km di percepat penyelesaiannya oleh PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya)

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) adalah pembangunan tahap I yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) merupaka ruas jalan tol tersebut. Untuk pembangunan jalan tol ini Negara menugaskan kepada PT Hutama Karya selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama 2 BUMN lainnya yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (Jasa Marga) dan anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk., yaitu PT Waskita Toll Road (WTR).

Ketiga perusahaan tersebut membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) khusus untuk pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi – Parapat. Dengan nilai investasi pada proyek ini mencapai Rp 13,45 Triliun. Sedangkan, untuk skema pendanaan dilakukan sharing modal antara Hutama Karya, Jasa Marga, dan Waskita Toll Road dengan persentase pendanaan masing-masing yaitu 94,08%, 2,96%, dan 2,96%.

Koentjoro selaku Direktur Operasi III Hutama Karya menyampaikan, bahwa dalam pelaksanaan proyek Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat, Hutama Karya melalui Hamawas mengerjakan konstruksi pada seksi 1 sampai dengan seksi 4, termasuk junction Tebing Tinggi sepanjang 96,5 km, sedangkan seksi 5 sampai dengan seksi 6 merupakan dukungan konstruksi pemerintah atau Viability Gap Fund (VGF).

Liputan JUGA  Setelah MotoGP, Mandalika Bersiap Untuk Dua Acara Otomotif Lagi

“Hingga saat ini, progres Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat yang kami kerjakan tanpa VGF memiliki persentase progres lahan sebesar 87,7% dan progres konstruksi sebesar 63,08%. Dalam pembangunannya, tol ini juga melibatkan perusahaan sub kontraktor/pengusaha lainnya, baik skala pengusaha nasional maupun pengusaha lokal. Keterlibatan pengusaha ini membantu Hutama Karya dalam menyelesaikan pencapaian target operasional jalan tol serta sebagai komitmen perusahaan untuk membuka lapangan pekerjaan di sekitar proyek tol,” kata Koentjoro yang dikutip dari Padangkita.com, pada hari Senin (28/3/2022).

Rilis yang disampaikan awal pekan tersebut, Koentjoro menerangkan, bahwa dengan menggunakan jalan tol yang telah terhubung dari Medan sampai Parapat nantinya mempersingkat perjalanan menuju Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba hanya memakan waktu ±1,5 sampai 2 jam, yang sebelumnya dapat menghabiskan ±4 jam dengan lewat jalur biasa (jalan arteri).

“Nantinya jalan tol ini merupakan jalan alternatif, pilihan bagi masyarakat yang akan menuju Danau Toba. Tidak hanya akan memangkas waktu tempuh namun keberadaan tol ini juga diharapkan dapat mempermudah serta memperlancar arus lalu lintas barang (logistik) dari Medan ke Parapat, begitu pula sebaliknya,” ujar Koentjoro.

Liputan JUGA  Pengusaha Ini Dulunya Pernah Jadi Tukang Ojek, Sekarang Dijuluki Haji Terkaya di Indonesia

Selanjutnya, Dindin Solakhuddin selaku Direktur Utama Hamawas menjelaskan bahwa dalam proses konstruksinya, Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat menerapkan sejumlah teknologi baru untuk mempercepat proses pelaksanaannya.

“Teknologi baru yang diterapkan dalam pembangunan tol ini adalah aplikasi monitoring berbasis cloud sharing pada Building Information Modelling (BIM). Artinya, aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat digital lintas platform (Android, Windows, iOS),” kata Dindin.

Pada pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat memakai Aplikasi BIM yang bermanfaat sebagai alat monitoring dan controlling pekerjaan pembangunan jalan tol. Perangkat yang terhubung dengan Cloud BIM jalan tol ini dapat melihat progres pembangunan baik secara makro maupun mikro (detail).

“Selain penggunaan teknologi terbaru, untuk mempercepat proses konstruksi di lapangan kami terus melakukan koordinasi dan asistensi dengan berbagai pihak sehingga pekerjaan di lapangan dapat selesai sesuai dengan target yang ditentukan, dan memiliki kualitas yang optimal dari segi pelayanan dan keamanan untuk nantinya digunakan oleh pengguna jalan saat telah dioperasikan,” ujar Dindin.

Liputan JUGA  Telkom-Huawei Sepakat Kolaborasi, Perkuat Bisnis dan Komunitas Lokal

Ada keistimewaan lain dari Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat adalah lokasinya yang terbilang strategis. Tidak seperti ruas JTTS lainnya yang hanya berada di salah satu koridor utama (backbone) atau pendukung (feeder), lokasi tol ini terbagi ke dalam dua koridor tersebut.

Koridor konektivitas backbone JTTS adalah Ruas Pertama Tebing Tinggi – Inderapura – Kuala Tanjung dan kedua yakni Ruas Tebing Tinggi – Parapat yang merupakan koridor konektivitas regional Sumatra Utara untuk menuju Danau Toba dan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional strategis yang masuk ke dalam jalur maritim perdagangan dunia.

Sebagai informasi, jalan tol ini terdiri dari 6 (enam) seksi yakni seksi 1 Tebing Tinggi- Indrapura (20,4 KM), seksi 2 Indrapura-Kuala Tanjung (18,05 KM), seksi 3 Tebing Tinggi- Serbelawan (30 KM), seksi 4 Serbelawan-Pematang Siantar (28 KM), seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok (22,3 KM) dan seksi 6 Seribudolok-Parapat (16,7 KM) serta terdapat Junction Tebing Tinggi sepanjang (7,9 KM).

Adanya jalan tol ini diharapkan mampu menumbuhkan sentral-sentral ekonomi baru, khususnya di sekitar akses ruas jalan tol, memajukan UMKM yang berada di daerah sekitar dan meningkatkan potensi pariwisata Danau Toba.

  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *