Renungan Akhir Tahun Makna Seorang Kawan

Liputan KOLOM249 views

Bagiku seorang kawan kadang-kadang jauh lebih berharga daripada saudara sekalipun ia serahim. Apa lagi ia suka berkata benar dan apa adanya. Apa yang diucapkannya di depanku sama persis seperti apa diucapkannya di belakangku. Aku tak suka memilih-milih kawan. Siapa pun aku coba menemaninya dengan baik, terbuka dan apa adanya. Bagiku kawan adalah diriku juga. Bagaimana aku memperlakukan diriku, begitulah kepada kawan. Dengan demikian aku bisa mengukur kesejatian tanpa perlu neko-neko.

Boleh dipastikan di akun fbku Sajak Tanwin dan Zulkarnain Siregar kawanku cukup beragam. Beragam dari agama dan keyakinan, beragam latar belakang sosial dan budaya dan beragam status sosial dan ekonomi. Aku suka berteman dengan cara beragam itu. Paling tidak aku bisa belajar dari cara hidup, kebiasaan dan pandangan. Ada guru/dosen, wartawan, penyair, pengacara, pengusaha, tentara, polisi, petani, nelayan, buruh lepas, penulis, seniman, sastrawan, dokter dan penyapu jalan. Mereka adalah sahabatku yang baik. Keberagaman bagiku adalah suatu jalan menembus skat-skat sempit yang menggiring pikiran dari yang picik menjadi lebih terbuka. Oleh karenanya dengan beragam kawan, aku berharap tetap ada yang menimbang benar atau salahnya sikapku.

Selain itu, bagiku kawan yang berbeda sama sekali denganku adalah sahabat yang perlu kujaga. Kuajak bicara. Karenanya ia juga bagian dari interaksiku ke dunia luar yang sama sekali belum kupahami. Memahami apa yang tak terpikirkan oleh. Mengenal apa yang sama sekali asing bagiku. Sering kudapat dengan mencari tahu. Pencarian itu merupakan bagian dari etos hidup. Semangat mengembangkan cakrawala. Dan bagian dari memperluas pergaulan.

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *