Melalui Upacara Pawintenan Saraswati Dasa Guna Ganapati Panca Sri, Sudikerta Resmi Jadi Jero Mangku Gede Sudikerta

LIPUTAN68.COM, Mangupura | Setelah lama berkiprah dalam dunia politik, Ketut Sudikerta melepas kehidupan duniawi guna menapaki dunia spiritual.

Bertepatan dengan Hari Raya Saraswati, upacara Pewintenan Saraswati Dasa Guna Ganapati Panca Rsi dijalankan bersama Jero Mangku lainnya. Melalui tahapan rangkaian upacara penyucian diri, kini Ketut Sudikerta sudah resmi disebut Jero Mangku Gede Sudikerta guna melaksanakan pengayah-ayahan sebagai Tapakan Ida Bethara di Merajan Sentana Arya Wang Bang Pinatih (AWBP) Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Upacara pewintenan ini dipuput oleh Ida Tri Sadaka meliputi Ida Pedanda Siwa Buda diantaranya Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh

Griya Prapita Maha Siangan Gianyar, Ida Pedanda Gede Putra Dalem Griya Dalem Sibang Gede Badung dan Ida Pedanda Gede Jelantik Giri Griya Gunung Sari Ubud Gianyar.

Liputan JUGA  Meski Pandemi, Ekspor Produk Olahan Peternakan Tetap Eksis dan Diminati Pasar Luar Negeri

Upacara pewintenan juga disaksikan Manggala Pasemetonan Arya Wang Bang Pinatih (AWBP) Provinsi Bali, Kabupaten Badung. Selain itu, turut hadir, Manggala Bendesa Adat se-Kecamatan Kuta Selatan serta kaupasaksi oleh Pemangku Desa se-Desa Pakraman Pecatu, yaitu Puseh, Desa, Pura Dalem Khayangan serta Prajapati.

Sesuai arahan Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh Griya Prapita Maha Siangan Gianyar, disebutkan, bahwa upacara pewintenan ini diperuntukkan untuk semua Jero Mangku agar suci sekala niskala, saat menjalankan pengayah-ayahan di pelinggih Ida Bethara Kawitan Arya Wang Bang Pinatih, khususnya di Merajan Arya Wang Bang Pinatih, Desa Pecatu.

Sesuai isi lontar Widhi Sastra Rogo Segara Bumi, dijelaskan, bahwa umat Hindu yang telah berusia 50 tahun wajib hukumnya melaksanakan upacara pewintenan, baik tingkatan alit, madya maupun utama.

Liputan JUGA  Presiden Jokowi Bersama 4 Menteri Kunker ke Dairi

“Seperti yang dilakukan Jero Mangku Gede (JMG), jika sudah berusia 50 tahun sepatutnya sudah melakukan penyucian diri meski digelar dalam tingkatan alit. Jika dilakukan pada tingkatan utama, sudah menjadi Jero Mangku Gede yang diikat sesana kepemangkuan,” paparnya.

Disebutkan, sesana kepemangkuan ini digunakan untuk mengikat Tri Kaya Parisuda disertai beberapa pantangan-pantangan yang wajib dijalankan.

“Tidak boleh makan sembarangan. Tidak boleh minta ditempat orang meninggal dunia, namun sebatas Nodya masih diperbolehkan. Harus dijalankan sesananing kepemangkuan,” jelasnya.

Upacara pewintenan ini digelar serangkaian Hari Raya Saraswati guna memohon panugerahan berupa pengelukatan diri untuk melebur tri mala, panca mala dan dasa mala.

“Sebagai makhluk sosial, dipastikan punya masa lalu kelam terlepas dari berbuat kesalahan dan kepatutan. Sesuai Lontar Amed Sisya, jika berhutang dibayar tuntas, sehingga urusan dapat diselesaikan. Jika ada kesalahan juga dibayar, urusan selesai. Jadi, sebelumnya bernama Ketut Sudikerta, sekarang sudah resmi disebut Jero Mangku Gede Sudikerta,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *