Euforia Batu Akik Di Pacitan, Seakan Lenyap Ditelan Bumi. Namun Tidak Bagi Sejumlah Perajinnnya. Simak Penuturan Mama Lestari Yang Mengklaim Red Baron Sebagai “Raja Akiknya Bumi SBY”

Pacitan,Liputan 68.com- Euforia batu akik yang pada dua dekade silam sempat membumi, namun sekarang seakan hilang ditelan bumi.

Dulu kala, batu akik menjadi sebuah asesoris terindah, yang banyak diburu semua kalangan, utamanya para kolektor.

Penampilan terasa belumlah lengkap, tanpa sebuah batu akik yang melingkar di jari manis. Apalagi batu mulia khas Pacitan yang moncer dengan jenis Red Baron’nya.

Maka tak heran, jika kala itu batuan alam jenis Red Baron dengan kualitas super bisa tembus puluhan atau bahkan hingga ratusan juta rupiah.

Tak sedikit para pemburu batu mulia tersebut, harus merogoh kocek dalam-dalam atau bahkan merelakan aset kendaraannya, hanya untuk ditukar dengan sebuah akik Red Baron kualitas super dengan pendaran warna kristalnya yang khas.

Sampai-sampai Presiden ke-enam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat itu, pernah memberikan sebuah akik Red Baron kepada Presiden Amerika, Barack Obama sebagai cinderamata terindah saat berkunjung ke Indonesia.

Seiring meredupnya euforia batu akik di era kekinian, memang tak sedikit para perajin batu akik di Pacitan yang gulung tikar.

Lapak-lapak mereka yang semula tak pernah sepi dari pembeli, sekarang banyak yang tutup. Atau diganti dengan usaha lain yang lebih prospektif untuk menyambung hidup.

Meski begitu, fenomena tersebut tidaklah berlaku bagi Suprihatin. Perajin akik dan pertukangan emas legendaris ini masih tetap bertahan, meski tren akik sudah terus meredup atau bahkan nyaris punah.

Saat ditemui di tokonya yang berlokasi di sepanjang Jl Gatot Subroto atau tepatnya disebelah Selatan Pos Penjagaan Perempatan Penceng, wanita paruh baya yang populis dengan panggilan Mama Lestari ini mengatakan, kalau usahanya membuat kerajinan akik dan pertukangan emas, masih terus berlanjut sampai detik ini.

Kecintaannya terhadap berbagai jenis batu mulia hingga kelas pemata, membuat Mama Lestari secara otodidak punya keahlian dan kepekaan untuk melihat berbagai jenis batu atau permata, tanpa bantuan perlatan.

Baik itu batu natural, obsidian atau bahkan batuan dengan pewarnaan atau treatment, bukanlah hal yang sulit baginya untuk memastikan.

“Kuncinya satu Mas (wartawan, Red), yaitu kejujuran, dan ramah kepada pembeli. Pembeli itu adalah raja, yang harus kita layani sebaik-baiknya. Itu prinsip utamanya.

Sehingga usaha kami, masih tetap lestari sampai saat ini,” ujar pemilik toko dan pertukangan Emas Lestari ini, Selasa (6/5/2025).

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *