MENCARI DAN MENEMUKAN OPTIMISME DI ERA NEW NORMAL MELALUI SEBUAH ALTENATIF ENERGI

Jakarta, Senin 25 Mei 2020

A. ERA DISRUPTIF.

Belum tuntas kita mempersiapkan diri bagaimana mengahadapi zaman disruptif, atau zaman yang tidak jelas, zaman amburadul, sehingga terjadi yang aneh-aneh. Contoh yang mudah, misalnya kasus taxi, sebutlah merek Blue Bird. Perusahaan ini terkenal, luas, menguntungkan. Tapi tiba-tiba harus terkalahkan oleh Ojeg Online atau Gocar. Yang hanya baru berdiri dua atau tiga tahun saja. Sementara Blue Bird mungkin sudah seperempat abad lebih. Bisa terkalahkan.

Ada lagi yang heran., misalnya kita mempunyai perusahaan angkutan kota. Logika kita, makin menuju ke tahun depan harusnya semakin untung, karena ongkos angkut bertambah mahal, tetapi malah merugi, karena ongkos ojeg online lebih murah. Sehingga pelanggan lari semua.

Apa yang membikin kita terbelalak?. Blue bird itu punya segalanya, Supir, Pul Taxi, Supir-supir, bengkel dana lain lain. Sementara perusahaan Grabb, Gojek tak punya taxi, tak punya supir, tak punya bengkel, dalam dua tahun mencapai triliyunan? Sungguh fantastis. Inilah zaman tak jelasnya, kok bisa begitu? Kira-kira seperti itu keadaan disruptif itu.

Kemudian perusahaan travel, yang semula lancar mendapatkan pelanggan, kini pelanggan lebih memerlukan perusahaan travel online. Mang Engkoes merasakan, saat ke Italy, mulai pesan tiket, hingga hotel di Firenze Italia, juga taxi, cukup satu tempat, semua terlaksana begitu mudah. Akibatnya, perusahaan travel konvensional, taxi konvensional, benar benar berjatuhan menuju kebangrutan. Demikian gambaran kacaunya, era disruptif itu.

Tapi dibalik kesulitan zaman disruptif itu, selalu ada kemudahan, maaf yang Mang Engkoes rasakan dua hal saja misalnya:

a. Ongkos transportasi menjadi murah. Bayangkan mimpi apa saya, naik motor ojeg dari pasar Ciputat ke Kampus  ITB Ahmad Dahlan, hanya Rp .2000 rupiah. Murah aman yah.
b. Zaman di Belanda untuk membeli buku, mahal sekali Rp 200.000,00 minimal, serta harus pesan ke Amerika, hingga satu Bulan. Zaman sekarang dengan klik Pdf,. Drive, maka buku apa, gratis, ada dua juta judul buku lebih. Begitu mudah kita ambil.

B. MENUJU ERA NEW NORMAL

Lalu, apa yang terjadi dengan Zaman New Normal. Mang Engkoes sendiri belum paham dan sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok. Demikian juga ihwal zaman normal baru itu pun masih gelap bakal seperti apa. Mengapa adikatakan New Normal atau Zaman Normal Baru, karena akibat Covid-19, berdampak luas kepada semua sendi kehidupan, maka keadaan situasai dan kondisi apapun di tanah air ini, menjadi tidak menentu. Keadan baru yang serba tak menetu ini, disebut The New Normal. Hanya beberapa antisipasi pesimistis adalah sebagai berikut:

(1). Masa pendemi yang berlarut larut menyebabkan, hampir semua bidang kehidupan tidak jelas. Kantor-kantor belum buka. Rumah sakit dijejali pasien covid-19. Sekolah sekolah belum buka.

(2). Karena orang-orang tak boleh bergerombol, akibatnya, tidak bisa bekerja, Industri lumpuh pengangguran bertambah. PHK terus menerus. Seorang yang hari ini punya pekerjaan belum tentu punya pekerjaan lagi di zaman normal baru nanti.

BAGIKAN KE :
  Banner Iklan Sariksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *