LIPUTAN68.COM, Mangupura – Serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 dan Hari Sumpah Pemuda, Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali menggelar donor darah di The Keranjang Bali Surga Baru Oleh-Oleh Bali, Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 97 Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu, 30 Oktober 2022.
PDDI selalu mengadakan kegiatan rutin yang terbagi dalam sejumlah program meliputi Goes to Kampus yang mendatangi kampus-kampus terdekat dan diedukasi kaum intelektual yang handal, cerdas dan berkarakter itu diajak untuk turut serta berdonor darah. “Jadi, untuk menumbuhkembangkan donor darah ini menjadi life style atau gaya hidup,” ujarnya.
Program selanjutnya disebut Goes to Banjar dengan mendatangi banjar-banjar, kemudian ada donor berbasis desa adat. “Kami datangi Bapak Klian, Jro Bendesa kita ajak ngobrol disitu. Kita akan tahu di titik mana sebenarnya kelemahan kita, apa yabg dibutuhkan sesungguhnya dan apa yang paling terbesar ada, kita lakukan seminar-seminar dan kelompok tertentu kita jadikan satu, kita berikan pemahaman dan sublimasi hatinya kita nutrisi hatinya untuk mau melakukan donor darah. Intinya, mari kita jadikan donor darah ini sebagai gaya hidup sehat dan budaya bangsa. Spirit ini yang saya kembangkan hari ini,” tambahnya.
Untuk hari ini, kata Pringgantara, PDDI Bali telah melewati fase untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) PDDI ke-44 yang dirangkaikan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Menariknya lagi, PDDI Bali turut serta menyambut Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20. Makanya, PDDI Bali ikut mempersembahkan darah kepada masyarakat untuk memberikan dorongan moral untuk mau berbagi terhadap sesama. “Rasa cinta dan berbagi itulah kita wujudkan lewat donor darah,” ungkap Pringgantara.
Bahkan, PDDI Bali memberikan presiasi yang besar kepada para pendonor darah melalui penghargaan. “Mereka yang berdonor 10 kali, 25 kali, 50 kali, 75 kali dan 100 kali. Untuk yang 100 kali ini, dari masing-masing provinsi ini dikumpulkan, lalu diberikan penghargaan langsung namanya Satya Lencana Presiden.
Tak kalah pentingnya, PDDI Bali juga memberikan penghargaan sikap dan moral. Namun, yang saat ini ditunggu adalah janji Gubernur Bali, Wayan Koster pada saat HUT PDDI ke-43 tahun lalu, disebutkan di Bali baru diketahui ada PDDI. Kemudian, Pringgantara menyampaikan, bahwa para pendonor sepuh sudah banyak berdonor darah, tapi di masa tuanya, mereka tidak mendapat penghargaan. Hingga saat ini, janji Gubernur Bali dikatakan Pringgantara belum terealisasikan.
“Nah, janji pak Gubernur dikatakan, akan menerbitkan Kartu Khusus bypass kepada para pendonor kita yang sudah sepuh ini biar langsung bisa direct untuk mendapatkan pengobatan langsung dari rumah sakit. Semoga Kartu Sehat untuk para pendonor yang sudah 100 kali segera terealisasi,” terangnya.
Selain itu, Pringgantara juga menyampaikan tentang keberadaan PDDI yang lahir pada 20 September
1978. Jadi, disebutkan, PDDI sudah berusia 44 tahun yang cukup matang.
Menurut Ketut Pringgantara, PDDI merupakan lembaga kelompok para pendonor Indonesia yang sehat, cerdas, berkarakter dan berbudaya. “Jadi, PDDI itu lahir di Jakarta sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor yang melakukan tindakan kemanusiaan. Namun, yang utama sekarang bagaimana menjaga stok darah itu agar aman di PMI,” jelasnya.
Dijelaskan, masyarakat belum paham betul dikira PDDI itu lembaga baru. Padahal PDDI itu, sejak 44 tahun telah ada di Jakarta. Bahkan, PDDI didirikan para sesepuh yang juga para pendonor serta telah tersebar di seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia.