DOLOK MASIHUL -LIPUTAN68.COM – Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Dolok Masihul (SMAN 1 Dolmas) sebagai pemenang yang mendapatkan nilai tertinggi dari seluruh Indonesia, yakni 82,4 dalam “Kopetisi Antar Sekolah, Menjawab Tantangan Perubahan Iklim” atau Climate Change School Challenge Contest (CCSCC) tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) se-Indonesia, mulai mengimplementasikan tahap 2 dari rangkaian contest.
Implementasi di sekolah berupa program kecil yang dimenangkan, yakni “One Tumbler One Tree: Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Botol Minum”, upaya ini merupakan pengurangan sampah plastik sekali pakai dan memperbanyak pohon yang ditanam sebagai media reduksi karbon di udara. Tim yang terdiri dari; Ermala Yasnita Silalahi (Ketua Tim), Deo Haikel Purba, Lestari Grace Marcia Butar-Butar, Jhon Fernandes Gultom dan Fatih Al Zahran Rangkuti dan Bismi Amrina, S.Pd sebagai Guru Pembimbing Tim, membagikan tumbler kepada murid yang membawa bibit pohon dari rumahnya pada Selasa, 5 Mei 2025 di bawah pepohonan rindang, halaman sekolah SMA Negri 1 Dolok Masihul.
“Saya mengajak seluruh siswa/siswi SMA Negeri 1 Dolok Masihul, berperan aktif dalam melestarikan lingkungan hidup dan aktif melakukan upaya pengurangan emisi karbon agar keberlangsungan hidup terus berlanjut baik.” Demikian Gundur Pulungan, M.Si, Kepala Sekolah SMA N1 Dolok Masihul dalam pidatonya saat pelaksanaan kegiatan penukaran “One Tumbler One Tree” dilakukan di sekolahnya.
Sementara, satu sekolah lain yang juga berasal dari kabupaten Serdang Bedagai dan menang kontes CCSCC, yakni SMA N1 Serbajagi di Pulau Tagor dengan program “Pertanian Vertikultur, Solusi Pemanfaatan Sampah Menjadi Kompos dan Pemanfaatan Lahan Sempit di SMAN 1 Serbajadi”, dengan Guru Pembimbing Sasmita Sitohang, S.Pd, M.Ak dan tim kontes Zahra Farizka Nasution sebagai Ketua Tim, M. Anif Sugara, Meri Dwi Utari, Sumihar Mauli Tua Pardede dan Dafa Syahreza Lubis, masing-masing anggota, juga sedang mengimplementasikan gagasannya di sekolah dengan tanaman sayuran sawi, kangkung, gambas, terong, cabai dan tomat, dengan model rak bertingkat dengan pupuk organik kompos dan pestisida nabati dengan memanfaatkan lahan sempit di sekitar sekolah.
Seperti diberitakan sebelumnya, kedua sekolah ini adalah pemenang dari Sumatera Utara untuk CCSCC yang diserahkan pada 7 Februari 2025, berupa membuat konsep untuk upaya kecil pengurangan pemanasan global melalui reduksi karbon. Sekolah yang menang mendapatkan hadiah senilai 5 juta rupiah dalam bentuk uang yang akan dijadikan modal kerja untuk mewujudkan gagasan proyek kecil di sekolah dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
Kegiatan ini sangat penting, karena, “generasi Z dan alfa yang merupakan kaum milenium (lebih dari setengah populasi muda) akan menjadi kunci dalam transisi energi menuju net-zero emission hingga tahun 2060. Mereka diharapkan aktif dalam mengurangi gas rumah kaca (GRK), mendukung transisi energi, dan menciptakan solusi inovatif,” Kata Kustiwa Adinata, Ketua Panitia Nasional CCSCC dalam lembar informasi mengenai School Contest yang disebar ke sekolah-sekolah.